Islam adalah agama yang membawa keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat. Ajaran Islam mengajarkan amal ibadah yang dapat menolong kita untuk masuk ke surgaNya. Amal ibadah terbagi menjadi dua yaitu amalan wajib dan amalan sunah. Salah satu amalan sunah yaitu SEDEKAH. Sedekah diambil dari kata bahasa Arab yaitu “shadaqah”, berasal dari kata sidq (sidiq) yang berarti “kebenaran”. Sedangkan menurut istilah, sedekah atau shadaqah adalah pemberian sesuatu kepada seseorang yang membutuhkan, semata-mata hanya mengharap ridha Allah SWT. Dengan kata lain sedekah adalah suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara sukarela tanpa ditentukan jumlahnya.
Islam mengatur kehidupan dunia secara seimbang.Terdapat orang yang kaya dan juga terdapat orang yang miskin. Masing-masing dari kedua sifat tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Orang yang kaya belum tentu lebih mulia daripada orang yang miskin sebagaimana orang yang miskin belum tentu lebih mulia daripada orang yang kaya. Sebab kemuliaan seseorang di sisi Allah dapat diukur sesuai dengan kadar ketakwaanya. Bukan diukur dari banyaknya harta yang dimilikinya. Ketika bersedekah seseorang akan mendapat berbagai macam keutamaan. Salah satu keutamaan bersedekah adalah menambah umur seseorang.
Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani. Adapun haditsnya yang berbunyi, “Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk, Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri.” (HR. Thabrani). Sesuai dengan apa yang tercantum pada hadits tersebut, bahwasanya sangat jelas apabila kita rajin melaksanakan amal sedekah akan mendapatkan berbagai keutamaan. Seperti memperpanjang umur hingga menghindarkan kita dari rasa sombong. Rasa sombong akan membawa kita terjerumus ke dalam hal yang buruk. Kesombongan membuat kita merasa bahwa semua yang kita miliki adalah milik kita pribadi. Sejatinya semua yang kita miliki adalah titipan-titipan dari Allah SWT.
Maka jangan sampai harta-harta yang hanya titipan semata dapat melalaikan kita dan menjauhkan kita di hadapan Allah SWT. Sesuai dengan firman Allah dalam QS Al-munafiqun ayat 9 sebagai berikut:
Artinya: “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Syafii,2017:129)
Sedekah yang paling sederhana yaitu memberikan senyuman. Hanya dengan memberikan senyuman kepada orang yang berada di sekeliling kita itu sudah bernilai pahala. Sedekah selanjutnya yaitu sedekah harta. Yang di maksud sedekah harta yaitu kita memberikan sebagian harta kita kepada orang yang membutuhkan. Jika kita tidak bisa bersedekah dengan harta kita dapat bersedekah melalui tenaga. Bahkan ketika kita tidak dapat menyedekahkan keduanya kita dapat bersedekah dalam bentuk doa.
Bersedekah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya bersedekah secara langsung. Maksudnya memberikan barang yang ingin diberikan melalui tangan ke tangan atau bertatap muka secara langsung. Selain langsung kita juga dapat bersedekah secara online. Melalui lembaga sedekah yang terpercaya contohnya Bakti Peduli Indonesia. Kelebihan sedekah online membuat kita dengan mudah memberikan bantuan kepada saudara-saudara kita yang berada jauh dari kita. Kita dapat dengan mudah bersedekah kepada saudara-saudara kita yang berada di Palestina.
Kamu masih takut hartamu akan habis bila menyedekahkanya? Jika kamu takut, maka kamu harus tahu kisah sahabat Rasulullah yang bernama Abdurrahman bin Auf. Beliau salah satu sahabat yang memiliki kedudukan sangat mulia dalam sejarah Islam. Salah satu aspek paling menonjol dalam kisah Abdurrahman bin Auf adalah sifat dermawan dan pengorbanan Beliau. Kisah Abdurrahman Bin Auf mengajarkan tentang pentingnya keberkahan dalam kehidupan. Tidak terletak pada banyaknya harta, tetapi pada bagaimana kita membelanjakan harta tersebut di jalan Allah. Pada saat Perang Tabuk, Beliau memberikan kontribusi besar dengan menyumbangkan 200 uqiyah emas, jumlah yang sangat besar pada masa itu.
Setelah berakhirnya perang tabuk banyak kurma di Madinah yang busuk karna di tinggal sahabat berperang. Melihat kejadian tersebut dijadikanlah peluang oleh Abdurrahman bin Auf untuk menghabiskan hartanya. Beliau membeli semua kurma busuk itu dengan harga yang tinggi. Abdurrahman bin Auf sangat senang karena merasa akan jatuh miskin. Tidak lama kemudian datanglah beberapa utusan dari negeri Yaman, yang membawa berita bahwa sedang tersebar wabah penyakit menular di negeri Yaman. Sang raja mencari kurma busuk, karena menurut tabib mereka, kurma busuk bisa dijadikan sebagai obat penawar penyakit tersebut. Lalu beberapa utusan itu memborong semua kurma busuk dengan harga 10 kali lipat harga kurma biasa. Niat Abduraahman bin Auf justru dibalas
berkali lipat oleh Allah. Kekayaannya justru semakin bertambah. Dari kisah ini terdapat hikmah yang luar biasa. Maka kita tidak perlu takut untuk menyedekahkan harta kita di jalan Allah SWT.
Oleh : Atlan Ausa Nazran Nurfath (SMPIT Tahfidzul Quran Ulil Albab Karanganyar)